Selasa, 16 September 2014

Raja Buton Keturunan Cina


Kompas/yas

ISTANA BAADIA, Baubau, Buton, Sulawesi Tenggara - Istana sultan di Buton berbentuk rumah panggung bersusun tiga. Sesuai tradisi, istana yang disebut kamali harus dibuat sendiri oleh sultan bersama keluarganya. Di Baubau terdapat tiga istana kayu seperti ini, dua di Badia yakni di kompleks keraton dan satunya lagi di pusat kota Bau-bau. Sedangkan istana dalam bentuk gedung di pusat kota jarang digunakan sebagai tempat tinggal.

TRADISI lisan maupun tulisan menyebutkan bahwa Putri Wakaa-Kaa berasal  dari Cina. Dia adalah putri Kubilai Khan, yang konon dikirim ke Persia untuk menjadi raja menyusul jatuhnya Baghdad ke tangan Hulagu pada tahun 1258.
   
Bagaimana bisa terdampar di Buton? Drs H La Ode Manarfa (79), Sultan Buton sekarang menuturkan, dalam perjalanan ke Baghdad Putri Wakaa-Kaa bersama rombongannya singgah di Jawa. Karena kerajaan Singosari waktu itu sedang kurang aman, maka Wakaa-Kaa dibawa ke Buton oleh Panglima Kao-Cing, yang memimpin perjalanan.
   
Di Buton, putri ini disambut hangat masyarakat setempat. Bahkan dia dijadikan raja (ratu) oleh masyarakat Tanah Semenanjung yang telah lebih dulu bermukim di pulau tersebut. Buton pada masa itu dikatakan telah berada di bawah kekuasaan Majapahit.
   
Singkat cerita, Putri Wakaa-Kaa kemudian kawin dengan Sibatara, salah seorang pangeran dari Majapahit yang sedang berada di Buton. Dari perkawinan ini lahir seorang putri jelita yang diberi nama Bulawambona yang berarti bulan purnama. Bulawambona inilah yang menjadi leluhur para raja dan sultan Buton hingga sekarang.
 
Sedangkan Wakaa-Kaa setelah menjadi ratu sebentar dan sempat melahirkan seorang anak (Bulawambona), dia meneruskan perjalanan ke Baghdad. Begitu menurut La Ode Manarfa.
   
                                    ***
 SULTAN Buton pertama bernama Kaimuddin. Ia sebetulnya adalah raja Buton VI sejak dari Wakaa-Kaa dan kemudian putrinya Bulawambona sebagai raja (ratu) Buton II. Setelah memeluk Islam, ia mengubah sistem pemerintahan menjadi kesultanan. Dalam sejarah Buton  disebutkan, Sultan Kaimuddin memerintah tahun 1538-1584.
   
Setelah wafat ia dikenal dengan nama Murhum, dari kata almarhum. Sebab  masyarakat feodal di Buton menganggap tabu menyebut langsung nama sultannya, meski telah tiada. Makam Murhum terletak di sebuah bukit  yang bersebelahan dengan bukit lain tempat Masjid Agung Keraton Buton berdiri.
   
   Ada cerita lain mengenai kesultanan Buton. Menurut Manarfa lagi, semua
   sultan di Buton bergelar Khalifatul Khamis. Artinya khalifah yang ke-5
   di dunia Islam.
   
   Dalam sejarah Islam hanya dikenal empat khalifah yang disebut
   khulafaurrasyidin. Mereka adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai
   kepala negara Islam. Ke-empat khalifah itu berturut-turut adalah
   Abubakar Ashidiq, Umar bin Chatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
   Thalib. Setelah Ali wafat, tidak ada lagi kepala negara bergelar
   khalifah di pusat-pusat kekuasaan Islam.
   
   Kesultanan Buton lain halnya. Masih cerita Manarfa, gelar Khalifatul
   Khamis diberikan langsung penguasa kota Mekkah kepada Sultan
   Kaimuddin. Dan semua sultan Buton setelah Kaimuddin, berhak
   menggunakan gelar itu, termasuk La Ode Manarfa. (yas) 

Sumber Ohio university : http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1996/10/01/0029.html

5 komentar:

  1. Maaf...saya sangat tertarik mempelajari sejarah buton sebagai asal usul saya...
    Tetapi tidakkah agak terlalu riskan pernyataan bahwa Ratu WaKaakaa adalah putri raja kubilai khan yg akan di kirim ke Baghdad. Karena ada 2 kerancuan disini..yg pertama Kubilai Khan sendiri wafat pada tahun 1294 M di usia 79 thn dan Wa Ka KaaKa tercatat menjadi raja pada tahun 1332 M. Banyak literatur buton yg mengisahkan Wa KaaKaa naik tahta sebelum menikah. Jadi jarak usia Wa KaaKaa dengan masa hidup kubilai Khan kurang sesuai untuk menjadi putrinya.
    Yang kedua..fakta bahwa jalur perjalanan darat dari cina bagian Utara ke Bagdad lebih mudah ditempuh pada masa itu ketimbang harus melewati jalur laut melewati Asia Tenggara khususnya Jawa yg belum tunduk terhadap Cina...
    Saya kira wacana ini perlu ditelaah kembali..mohon maaf sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari China ke Irak. Ngapain mesti naik kapal, mutar pula? Kan satu daratan tuh, kenapa gak lewat jalur darat aja?
      Iya bener jadi seperti kurang meyakinkan.

      Hapus
    2. Terus, wa kaa kaa mau ke baghdad irak tahun 1258. Dan jadi raja di Buton 1332.
      Gak masuk akal umurnya. Berarti belaiu jadi raja udah umur 100 tahun donk kira-kira?

      Hapus
    3. Iya. Kesesuaikan waktunya kurang menyakinkan.
      Sumber yg saya dapat wa kaa kaa tiba dan bersembunyi di buton bersama kau hsing (salah seorang asisten panglima perang kubilai khan) setelah armada perang cina dihancurkan raden wijaya. Mereka terpisah dgn rombongan perang lain yang langsung pulang.
      Panglima perang dan asisten lain kemudian dihukum cambuk krn dianggap gagal menjalankan tugas, sementara kau hsing yg pulang belakangan justru diberi hadiah dam promosi jabatan krn meskipun kalah perang, dia dianggap bisa mempertahankan pengaruh budaya dan perdagangan cina di nusantara sehingga cina terhindar dari kehancuran total

      Hapus
    4. iya saya juga menduga ada kerancuan.

      Hapus